Rihlah diambil dari istilah Bahasa Arab yang artinya menempuh perjalanan jauh. Dahulu, bangsa Arab mengenal rihlah sebagai praktik menempuh perjalanan panjang bahkan hingga ke luar negeri, dengan makna khusus yaitu sebuah petualangan untuk mencari dan mengumpulkan hadis atau menuntut ilmu agama, juga makna secara umum untuk perjalanan dalam rangka penelitian.
Tahukah teman-teman, ada banyak kitab yang menjelaskan tentang perjalanan ditulis oleh tokoh-tokoh besar Islam. Salah satunya kitab yang terkenal adalah Riḥlat Ibn Baṭūṭah dari abad ke-14, catatan mengenai perjalanan pelancong asal Maroko bernama Ibnu Batutah. Catatan ini ditulis dan dibukukan oleh Ibnu Juzayy atas permintaan Sultan Abu Inan yang tertarik dengan cerita petualangan Ibnu Batuttah ke berbagai negara. Masya Allah.
Alhamdulillah, beberapa pekan lalu kelas VIII (angkatan Inhar 18) SMP IT Insan Harapan mengadakan rihlah ke Yogyakarta. Rihlah tahun ini mengusung tema, “Memandang Ciptaan-Nya, Menggapai Cinta-Nya.” Perjalanan rihlah berlangsung dari tanggal 24 sampai dengan 27 Oktober 2022.
Perjalanan kami dimulai dari Tangerang Selatan pukul 21 malam kemudian sampai di Yogyakarta pada pagi hari. Kami langsung menuju tempat wisata hari pertama yaitu Tebing Breksi setelah puas menikmati keindahan alam kami melanjutkan perjalanan ke Heha Sky View. Masya Allah, pemandangan di sana bagus sekali. Sejuk dan teduh. Makanan restoran yang lezat dan spot-spot foto yang menarik di bawah langit senja di Yogyakarta.
Selama berada di Yogyakarta kami menginap di sebuah hotel di Jalan Jogokariyan, jadi setiap shalat Subuh kami menghabiskan waktu ibadah di Masjid Jogokariyan. Kemudian dilanjutkan tadarus bersama di restoran hotel sambil menunggu waktu sarapan. Masya Allah, nikmatnya bakda shalat Subuh mendaraskan Al-Qur’an bersama.
Hari kedua kami mengunjungi Taman Pintar. Taman Pintar Yogyakarta adalah wahana wisata yang terdapat di pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati No. 1-3, Yogyakarta, di kawasan Benteng Vredeburg. Taman ini memadukan tempat wisata rekreasi maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki arena bermain sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung kepada pusat buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar. Tempat rekreasi ini sangat baik untuk anak-anak pada masa perkembangan.
Setelah puas belajar sambil bermain di Taman Pintar, kami melanjutkan perjalanan ke Sindu Kusuma Edupark. Sebuah Taman hiburan terkenal di Yogyakarta dengan berbagai wahana untuk anak-anak dan dewasa, termasuk bianglala raksasa, zipline, dan Segway di dalamnya. Kami menutup sore hari di sana dengan perasaan riang dan gembira. Rasanya, seperti di dunia fantasi dengan nuansa magis.
Hari terakhir, sebelum meninggalkan Yogyakarta yang penuh cerita. Kami mengunjungi Pantai Parangtritis dan berfoto bersama di sana. Ombak hari itu cukup besar sehingga tidak memungkinkan untuk kami untuk berenang atau main air di pinggir pantai. Masya Allah.
Setelah puas bermain di pantai Parantritis, destinasi terakhir kami adalah Jalan Malioboro dan Titik Nol Yogyakarta. Selain membeli oleh-oleh khas Yogya, kami juga berfoto bersama di spot-spot bersejarah di Titik Nol Yogyakarta. Menikmati nuansa vintage khas Belanda.
Menikmati kantor pos yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda bernama Telegraaf en Telefoon Kantoor. Kantor Pos Besar Yogyakarta memiliki gaya arsitektur khas Hindia Belanda yang dapat dilihat dari lucarne atau jendela kecil di kemiringan atap. Selain berfungsi sebagai ventilasi aliran udara, jendela tersebut juga berfungsi sebagai hiasan gedung. Nuansa Titik Nol Yogyakarta mirip dengan nuansa Kota Tua di Jakarta. Masya Allah.
Semoga anak-anak mendapatkan banyak pelajaran dari perjalanan rihlah ini. Rihlah menjadi momen berharga bagi anak-anak untuk selalu mensyukuri nikmat Allah, belajar mandiri, bekerja sama, berbagi bersama teman, dan bersosialisasi. Amiin insya Allah.[]
